Rentetan Sebuah Kisah

tatau macamana nk respond pada apa yg baru berlaku malam tadi. aku wajar untuk tersenyum, mahupun tertawa. tapi, yg terasa hanya puputan bayu yg begitu halus menyapa. ketenangan.

guess what? i've got my fren back. x penah sekali perkara ni terlintas dalam pikiran. dalam tempoh lebih kurang 5 tahun ni, aku cuba memujuk diri untuk trima apa telah terjadi. biar bermacam plot aku pusing, biar berbagai sudut aku cuba pahami, tetap kenyataan tu tak berubah-keputusan telah aku ambil, dan natijahnya aku tega melepaskan sorang sahabat yg x penah aku temui selain dia.

tak penah selain dia aku jadi sesuatu yg seselesa aku inginkan.

tak penah selain dia aku trasa begitu diperlukan.

tak penah selain dia aku ungkapkan ya saat hati katakan tidak.

dan tak penah selain dia yg paling aku harapkan bjaya dalam hidupnya.

tapi itu semua kisah 5 tahun dahulu, saat aku masih mentah dalam menyelusuri dunia hakikat. waktu aku masih gagal pahami kenapa mesti aku putuskan begitu detik itu. saat segalanya trasa sakit dan pahit. waktu semuanya masih kental dan pijar.

rentetannya, aku berhenti pasakkan perhatian pada ikatan persahabatan.

tapi yela, once we love someone, hampir seluruh hidup diperlukan utk kikis rasa tu. dan apakah aku perlu korbankan seluruh hidup hanya untuk buang sebahagian memori hidup sendiri? setelah bermacam yg terjadi, dan paling penting, apa yg terjadi di tingkat 17, antara titiktolak utk apa yg aku jadi hari ni.

aku penah sekali, mgharap, kalaulah aku mampu membisu sekali saat dihamburkan pelbagai kata, dan sesungguhnya Allah Maha Mendengar dan Maha Memakbulkan. permintaan aku ditunaikan.

dan dari sini, aku blajar menerima diri sendiri, blajar menerima bukan semuanya mampu menerima bahwa dirinya diterima adanya dia.

keinginan utk menatap wajahnya kali ni, kemauan utk mendengar bicaranya kali ini, rupanya saat yg menjanjikan seberkas tenang buat aku.

sape sangka, aku berpeluang menyebutnya sebagai teman, sekali lagi.

dan, hai Allah Tuhanku... segala Puji dan Puja hanya bagiMu... siapa sangka dengan menangguh-nangguhkan kejahatan biasan hati yg terluka rupanya hadiahkan peluang kedua...

kali ni... rasanya aku bukan lagi sepasang kulit yang x yakin dengan kekuatan kacangnya...

+uhibbuki fiLLah... insyaAllah..

maaf aku pohonkan terlebih dulu... masih ada sikit kesukaran untuk aku yakini bilah kekata seindah ni...

cuma...sahabat nan sorang ni masih seperti dulu, masih ingin lakukan sesuatu yg unexpected. tapi, sesuatu yg sahabat yg ni x penah tau, x penah ada sesuatu yg dia lakukan unexpected buat aku. tingkahnya seolah dalam bacaan aku.

kelakar... tapi begitu lah. mungkin hubungan hati yg membisikkan ulahnya. haha...

cahaya cinta.

save the day...

**malam ni aku terkenang banyak kisah...